Rabu, 01 Oktober 2014

BUDAYA MAKANAN DAN CIRI KHAS KOTA BIMA

Bima memang unik dengan beragam tarian tradisional baik yang lahir dari Istana maupun di luar Istana. Pada masa lalu, terutama pada zaman ke-emasan. Kesultanan Bima, Seni tari  dan atraksi seni budaya tradisioanl merupakan salah satu cabang seni yang sangat populer. Pengembangan seni tari mendapat perhatian dari pemerintah kesultanan. Kala itu, Istana Bima (Asi Mbojo) tidak hanya berfungsi sebagai pusat Pemerintahan namun Asi juga merupakan pusat pengembangan seni dan budaya tradisional. Pada masa pemerintahan Sultan Abdul Khair Sirajuddin (Sultan Bima yang kedua) yang memerintahkan antara tahun 1640-1682 M, seni budaya tradisional berkembang cukup pesat. Hingga saat ini seiring berjalannya waktu, beberapa seni tari dan atraksi seni budaya tradisional itu masih tetap eksis. Beberapa tarian yang masih dapat di nikmati antar lain;
a.      Atraksi Gantao

Atraksi Gantao

Jenis tarian ini berasal dari Sulawesi Selatan dengan nama asli Kuntao. Namun di Bima diberi nama Gantao. Atraksi seni yang mirip pencak silat ini berkembang pesat sejak abad ke-16 Masehi. Karena pada saat itu hubungan antara kesultanan Bima dengan Gowa dan Makasar sangat erat. Atraksi ini dapat dikategorikan dalam seni Bela diri (silat), dan dalam setiap gerakan selalu mengikuti aturan musik tradisional Bima (Gendang, Gong, Tawa-tawa dan Sarone). Pada zaman dahulu setiap acara-acara di dalam lingkungan Istana Gantao selalu digelar dan menjadi ajang bertemunya para pendekar dari seluruh pelosok, hingga saat ini Gantao masih tetap lestari detengah-tengah masyarakat Bima dan selalu digelar pada acara sunatan maupun perkawinan).
b.      Tari Wura Bongi Monca
Seni budaya tradisional Bima berkembang cukup pesat pada masa pemerintahan sultan Abdul Kahir Sirajuddin, sultan Bima ke-2 yang memerintah antara tahun 1640-1682 M.Tari Wura Bongi Monca Salah satunya adalah Tarian Selamat Datang atau dalam bahasa Bima dikenal dengan Tarian Wura Bongi Monca. Gongi Monca adalah beras kuning. Jadi tarian ini adalah Tarian menabur Beras Kuning kepada rombongan tamu yang datang berkunjung.
     Tarian ini biasanya digelar pada acara-acara penyabutan tamu baik secara formal maupun informal. Pada masa kesultanan tarian ini biasa digelar untuk menyambut tamu-tamu sultan. Tarian ini dimainkan oleh 4 sampai 6 remaja putri dalam alunan gerakan yang lemah lembut disertai senyuman sambil menabur beras kuning kearah tamu, Karena dalam falsafah masyarakat Bima tamu adalah raja dan dapat membawa rezeki bagi rakyat dan negeri.
c.       Tari Lenggo
Tari Lenggo ada dua jenis yaitu Tari Lenggo Melayu dan Lenggo Mbojo. Lenggo Melayu diciptakan oleh salah seorang mubalig dari Pagaruyung Sumatera Barat yang bernama Datuk Raja Lelo pada tahun 1070 H. Tarian ini memang khusus diciptakan untuk upacara Adat Hanta UA Pua dan dipertunjukkan pertama kali di Oi Ule (Pantai Ule sekarang) dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Lenggo Melayu juga dalam bahasa Bima disebut Lenggo Mone karena dibawakan oleh 4 orang remaja pria.
     Terinspirasi dari gerakan Lenggo Melayu, setahun kemudian tepatnya pada tahun 1071 H, Sultan Abdul Khair Sirajuddin menciptakan Lenggo Mbojo yang diperankan oleh 4 orang penari perempuan. Lenggo Mbojo juga disebut Lenggo Siwe. Nah, jadilah perpaduan Lenggo Melayu dan Lenggo Mbojo yang pada perkembangan selanjutnya dikenal dengan Lenggo UA PUA. Tarian Lenggo selalu dipertunjukkan pada saat Upacara Adat Hanta UA PUA terutama pada saat rombongan penghulu Melayu mamasuki pelataran Istana.
d.      Rawa Mbojo
Rawa Mbojo
Salah satu seni budaya Mbojo yang merupakan ajang hiburan masyarakat tempo dulu adalah Rawa Mbojo. Seni ini adalah salah satu media penyampaian pesan dan nasehat yang disuguhkan terutama pada malam hari saat-saat penen sambil memasukkan padi di lumbung. Senandung Rawa Mbojo yang di-iringi gesekan Biola berpadu dengan syair dan pantun yang penuh petuah adalah pelepasan lelah dan pembeli semangat kepada warga yang melakukan aktifitas di tiap-tiap rumah. Sebagai selingan, dihadirkan pula seorang pawang cerita yang membawakan dongeng-dongeng yang menarik dan penuh makna kehidupan.
Syair dan senandung Rawa Mbojo didominasi pantun khas Bima yang berisi nasehat dan petuah, kadang pula jenaka dan menggelitik. Ini adalah sebuah warisan budaya tutur yang tak ternilai unuk generasi. Dalam Rawa Mbojo terdapat beragam lirik yang dikenal dengan istilah Ntoro. Ada Ntoko Tambora, Ntoko Lopi Penge, dan Ntoko lainnya. Tiap Ntoko memiliki khas masing-masing. Misalnya Ntoko Tambora dilantunkan dalam syair dan irama yang mengambarkan kemegahan alam. Ntoko Lopi Penge mengambarkan suasana laut dan gelombang. Syair dan pantun yang dilantunkan pun dikemukakan secara spontan sesuai keadaan. Itulah kelebihan dari para pelantun Rawa Mbojo. Meskipun tidak bisa membaca dan menulis, namn mereka sangan pawai melantunkannya secara spontanitas.
e.      Hadrah Rebana
Hadrah Rebana
Jenis atraksi kesenian ini telah berkembang pesat sejak abad ke-16. Hadrah Rebana merupakan jenis atraksi yang telah mendapat pengaruh ajaran islam. Syair lagu yang dinyanikan adalah lagu-lagu dalam bahasa Arab dan biasanya mengandung pesan-pesan rohani. Dengan berbekal 3 buah Rebana dan 6 sampai 12 penari, mereka mendendangkan lagu-lagu seperti Marhaban dan lain-lain. Hadrah Rebana biasa digelar pada acara WA’A CO’I (Antar Mahar), Sunatan maupun Khataman Alqur’an. Hingga saat ini Hadrah Rebana telah berkembang pesat sampai ke seluruh pelosok. Hal yang menggembirakan adalah Hadrah Rebana ini terus berkembang dan dikreasi oleh seniman di Bima. Dan banyak sekali karya-karya gerakan dan lagu-lagu yang mengiringi permainan Hadrah Rebana ini.
Semua atraksi kesenian dan tari-tarian ini oleh Pemerintah Kota Bima selalu di gelar pada setiap perayaan hari-hari besar daerah, propinsi dan nasional bahkan untuk menyambut para tamu-tamu pemerintahan, wisatawan dan kegiatan-kegiatan ceremonial lainnya yang terpusat di Paruga Nae (tempat khusus pagelaran seni budaya dengan arsitektur khas tradisional rumah adat Bima).
MAKANAN KHAS KOTA BIMA
Yang pertama adalah Kelompok Lauk Pauk (Uta), hmm Letak Bima yang secara geografis berada di pesisir pantai mempengaruhi selera makan orang Bima. Kebanyakan makanan Bima terdiri dari ikan dan hasil laut lainnya. Orang Bima bilang kalau belum makan pakai ikan rasanya gimana gitu ada yang kurang pokoknya seafood is the best lah.Dalam bahasa bima ikan disebut dengan “uta”.
Uta palumara (Ikan berkuah asam,manis, pedas, dengan tambahan aroma khas pataha (daun kemangi))#waahh ngebayangin aja udah ngiler nih
Uta londe puru (bandeng bakar) cita rasa bandengnya itu beda, rasa dagingnya manis, gurih karena langsung dari ombo (tambak air laut). Biasanya dulu waktu SMA sering jalan-jalan ke tambak “teman/ keluarga” untuk “panen” uta londe puru ,bayangin aja makan ikan sepuasnya langsung dari ‘tambak”nya di  tengah suasana pantai dengan semilir angin laut yang sepoi-sepoi, ditambah lagi nikmatnya es kelapa muda (srutt-srutt wuisshh syahduuuuu, udah gitu gratis lagi) heheh.

uta palumara
uta palumara
uta londe puru
uta londe puru
Uta Sepi tumis/Jame sepi, Yang satu ini juga makanan favorit orang bima, terbuat dari udang yang kecil-kecil yang ditumis dengan tomat,cabe, Asam muda dan daun kemangi. Rasanya???? (waah sulit diungkapkan, pokoknya kalau ada lauk ini siapkan nasi sebanyak-banyaknya, satu bakul juga kaya’nya habis hihihi) 

uta sepi tumi
uta sepi tumi
Uta poco,karamba, tumis(Tumis Cumi kering dan Ikan Asin) Waah ini Favorit temen-temen kos, kalau ada kiriman orang tua dari Bima, langsung dah pada request masakan ini.(Rezeki anak kos) hahaha sebenarnya masih banyak lagi masakannya ada mangge mada,karwiti, dsb. mungkin akan dijelaskan lain kali Walaupun orang Bima menggemari ikan laut, bukan berarti di Bima tidak mengenal makanan selain ikan. Daging Kambing adalah makanan favorit setelah ikan disusul Daging Rusa atau Menjangan, Daging Sapi, Kerbau dan Kelompok Unggas serta terakhir Daging Kuda.

Yang kedua adalah Kelompok Sayuran. Daun dan Buah Kelor adalah sayuran yang paling populer, di Bima. Banyak penelitian menunjukan bahwa daun kelor sangat bermanfa’at untuk kesehatan.. Dalam Bahasa Bima sayur disebut “utambeca”. Dalam Kuliner Bima memang tidak banyak dikenal sayuran yang ditumis, sayur itu selalu identik dengan makanan yang berkuah.
Uta Mbeca Maci ro’o parongge (sayur bening daun kelor), Sayur ini sangatlah simple, sayur bening  dari daun kelor, sayur ini sangat diminati oleh orang bima, untunglah dimakassar masih banyak yang menjual dau kelor jadi kalau timbul rasa “kangen” akan daun kelor maka secepat mungkin membelinya di pasar terdekat dan segera memasaknya.
uta mbeca wua parongge

Kelompok Pelengkap atau Sambal. Ini paling penting, kalau tak ada yang satu ini rasanya gag lengkap, di bima ada banyak sekali ragam jenis sambal, baik sambal mentah maupun matang. Enak atau tidaknya suatu santapan tergantung makanan pelengkap ini.
Sambal doco tomat (sambal tomat), teman-teman kost kadang bingung,  kok bisa ya makan yang semuanya serba mentah, tapi setelah di suruh “icip-icip” malahan mereka minta nambah lagi #Gubrakdoco toma
Sambal tota  fo’o (bingung nih bahasa indonesianya apa ya yang bagus??)#garuk-garuk kepala, yang jelas apapun makanannya minumnya teh botol S***o (asli iklan nih), yang satu ini dibuat dari irisan tipis mangga muda,lombok, tomat, daun kemangi, hmm rasanya Asam,asam pedas (Rame rasanya) ya udaah masih bingung sama rasanya?? *cobain aja deh sendiri.
Kelompok Penganan/Makanan Kecil. Jenis penganan Bima banyak dipengaruhi oleh citarasa melayu, manis bersantan, dan banyak juga kue kering diantaranya : Pangaha bunga (paling terkenal di Sila kananga, tempat tinggal ku*hehe) Bingka dolu, Kahangga, Tamu sinci, Mina sarua, Kadodo(dodol), dan masih banyak lagi.

Sumber

CIRI KHAS KOTA BIMA
Tenun Ikat Bima

Ke kota Bima, tak lengkap jika tak melihat langsung proses pembuatan Tenun. Ragam budaya yang memperlihatkan identitas kota Bima sebagai sebuah entitas yang unik dengan sejumlah kearifan lokalnya ini sangat terkenal bahkan sejak abad ke-15 silam. Kain tenun Mbojo merupakan kain tenun khas asal daerah Bima dan beberapa daerah di sekitar Gunung Tambora, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Duta Honda Roadventure pun tak ingin melewatkan yang satu ini. Mereka berkunjung ke salah satu tempat pembuatan tenun yang ada di kota Bima, tepatnya di Kelurahan Rabadompu.
Di tempat itu, para pejuang Sangihe-Sape-Sabang (SSS) ini melihat langsung pembuatan kerajinan tangan yang dilakukan oleh perempuan-perempuan Bima. Mereka begitu antusias.
Pembuatan sarung ini telah turun temurun sejak abad ke-15. Kerajinan ini dikenal dengan istilah Muna Ro Medi dalam bahasa Mbojo. Kegiatan ini dilakukan untuk mengisi waktu sembari menunggu suami pulang bekerja. Mereka berkelompok, mengerjakan tenun sambil menjaga anak-anak. “Ya, sambil ngerumpi juga,” tutur Hafsah, 35, salah seorang pembuat sarung tenun di Rabadompu, Kota Bima.
Kain dan kerajinan tenun kota Bima sudah menjadi komoditas andalan dalam kegiatan perdagangan di nusangara. Beberapa hasil kreasi tenun yang paling populer adalah sarung (tembe), destar (sambolo) dan ikat pinggang (weri).
Catatan seorang Portugis, Tome Pires, yang datang ke kota Bima pada 1513 menyebutkan bahwa pedagang dari daerah Mbojo membawa barang dagangannya sampai Maluku dan Malaka. Di antara barang dagangan yang mereka jual adalah weri, tembe dan sambolo.
Meski tetap eksis, tapi kerajinan ini mulai menyusut. Hafsah bercerita kini tak banyak lagi perempuan yang bisa menenun seperti jaman ibu-bapaknya. Ini karena bahan baku, proses pembuatan, serta penjualannya yang sedikit sulit dan lambar.
Kegelisahan Maina dijawab oleh pemerintah setempat. Pemerintah kota Bima menginstruksikan para pegawai negeri sipil untuk mengenakan baju tenun ikat khas selama 4 hari kerja, Selasa-Jumat. Sementara baju Keki hanya digunakan pada hari Senin.
“Selama ini keluhan utama perajin adalah mahalnya bahan baku benang dan pemasaran. Kami mencoba menjawab soal pemasaran itu melalui keharusan mengenakan kain tenun ikat,” ungkap M Farid, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan kota Bima, pada suatu ketika.
Kebijakan tersebut membuka peluang pasar bagi 1.500 perajin (178 kelompok) di kota itu. “Ya, sejak tahun lalu memang lebih bergairah menenun. Tenunannya pasti terjual, mengingat banyak permintaan, terutama PNS,” paparnya.
Ia menambahkan, selembar tenun ukuran lebar 60 sentimeter panjang 3 meter dijual Rp 350.000-Rp 500.000. Hafsah dan Suharmi mendapat untung rata-rata Rp 150.000.
Penasaran melihat motif yang berbeda, salah satu rider, Hambali pun menanyakan tentang makna dan motif yang sering dibuat oleh Hafsah. Hafsah menceritakan, ragam motif tenunan Bima hanya menampilkan satu dari sekitar sembilan ragam motif hiasan dalam satu lembar sarung atau pakaian. “Misalnya kalau hiasan bunga Satako (bunga sekuntum) tidak dapat disertakan dengan Bunga Nenas (Bunga Aruna),” jelasnya.
Meski tak sebanyak motif seperti di Bali, sarung Tenun Bima tetap beragam. Beberapa ragam di tempat ini antara lain adalah Bunga Samobo (bunga Sekuntum), Bunga Satako (Bunga Setangkai), Bunga Aruna (Bunga Nenas), dan Bunga Kakando (Rebung).
“Bunga Samobo bermakna sebagai mahluk sosial manusia selain bermanfaat bagi dirinya, juga harus bermanfaat bagi orang lain, laksana sekuntum bunga yang memberikan aroma harum bagi lingkungannya,” paparnya.
Sementara Bunga Satako sebagai simbol kehidupan keluarga yang mampu mewujudkan kebahagiaan bagi anggota keluarga dan masyarakat. Bagaikan setangkai bunga yang selalu menebar keharuman bagi lingkungannya.Bunga Nenas terdiri dari 99 sisik (helai) merupakan simbol dari 99 sifat utama Allah yang wajib dipedomani dan diteladani oleh manusia dalam menjalankan kehidupan agar terwujud kehidupan bahagia dunia dan akhirat. “Kalau
Bunga Kakando mengandung makna hidup yang penuh dinamika yang mesti jalani dengan penuh semangat.”
Disamping mengenal motif bunga, tenunan Bima juga mengenal motif geometri seperti Gari(garis), Nggusu Tolu atau Pado Tolu( Segitiga), Nggusu Upa (Segi empat, Pado Waji (Jajaran Genjang), serta Nggusu Waru ( Segi Delapan ). Motif Gari(Garis) mengandung makna bahwa manusia harus bersikap jujur dan tegas dalam melaksanakan tugas, seperti lurusnya garis.
“Wah, banyak sekali kalau dijelaskan satu-satu,” komentarnya. “Nggusu Tolu (Segitiga) berbentuk kerucut mengandung makna bahwa kekuasaan tertinggi ada di tangan Allah yang disimbolkan dalam puncak kerucut yang lancip.”
Nggusu Upa atau segi empat merupakan simbol kebersamaan dengan tetangga dan kerabat. Motif Pado Waji hampir sama maknanya dengan Nggusu Tolu, tetapi selain mangakui kekuasaan Allah juga harus mengakui kekuasaan pemimpin yang dilukiskan dengan dua sudut tumpul bagian kiri kanannya. Sedangkan Nggusu Waru, idealnya seorang pemimpin harus memenuhi delapan persyaratan yaitu :Beriman Dan Bertaqwa, Na Mboto Ilmu Ro Bae Ade (Memiliki ilmu dan pengetahuan yang luas), Loa Ra Tingi (Cerdas Dan Terampil), Taho Nggahi Ra Eli (Bertutur kata yang halus dan sopan), Taho Ruku Ro Rawi (Bertingkah Laku Yang Sopan), Londo Ro Dou (Berasal Dari Keturunan Yang Baik), Hidi Ro Tahona (Sehat Jasmani Dan rohani), Mori Ra Woko (Mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari).
Unsur warna dalam seni rupa Bima terdiri dari dana kala (warna merah), dana monca (warna kuning), Dana Owa (Warna Biru), Dana Jao (Warna Hijau), Dana Keta (Warna Ungu), Dana Bako (warna merah jambu), Dana Me’e (Warna Hitam) dan Dana Lanta (Warna Putih). “Setiap warna memiliki makna,” tuturnya.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berdiri pada tahun 1964, atas prakarsa tokoh-tokoh dan Pimpinan Muhammadiyah Daerah Malang. Pada awal berdirinya Universitas Muhammadiyah Malang merupakan cabang dari Universitas muhammadiyah malang, yang didirikan oleh Yayasan Perguruan Tinggi Muhammadiyah Jakarta dengan Akte Notaris R. Sihojo Wongsowidjojo di Jakarta No. 71 tang-gal 19 Juni 1963.

Pada waktu itu, Universitas Muhammadiyah Malang mempunyai 3 (tiga) fakultas, yaitu (1)fakultas ekonomi (2) fakultas hukum dan (3) fakultas keguruan dan ilmu pendidikan (FKIP) Jurusan Pendidikan Agama. Ketiga fakultas ini mendapat status Terdaftar dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat pendidikan tinggi pada tahun 1966 dengan Surat Keputusan Nomor 68/B-Swt/p/1966 tertanggal 30 Desember 1966.
Pada tanggal 1 Juli 1968 Universitas Muhammadiyah Malang resmi menjadi universitas yang berdiri sendiri (terpisah dari Universitas Muhammadiyah Jakarta), yang penyelenggaraannya berada di tangan Yayasan Perguruan Tinggi Muhammadiyah Malang, dengan Akte Notaris R. Sudiono, No. 2 tertanggal 1 Juli 1968. Pada perkembangan berikutnya akte ini kemudian diperbaharui dengan Akte Notaris G. Kamarudzaman No. 7 Tanggal 6 Juni 1975, dan diperbaharui lagi dengan Akte Notaris Kumalasari, S.H. No. 026 tanggal 24 November 1988 dan didaftar pada Pengadilan Malang Negeri No. 88/PP/YYS/ XI/ 1988 tanggal 28 November 1988.
Pada tahun 1968, Universitas Muhammadiyah Malang menambah fakultas baru, yaitu Fakultas Kesejahteraan Sosial yang merupakan fi‘lial dari Fakultas Kesejahteraan Sosial Universitas Muhammadiyah Jakarta. Dengan demikian, pada saat itu Universitas Muhammadiyah Malang telah memiliki empat fakultas. Selain itu, FKIP Jurusan Pendidikan Agama mendaftarkan diri sebagai Fakultas Agama yang berada dalam naungan Departemen Agama dengan nama Fakultas Tarbiyah.
Pada tahun 1970 Fakultas Tarbiyah ini mendapatkan status yang sama dengan Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (IAIN), dengan Surat Keputusan Menteri Agama Nomor 50 Tahun 1970. Pada tahun ini pula Fakultas Kesejahteraan Sosial mengubah namanya menjadi Fakultas Ilmu Sosial dengan Jurusan Kesejahteraan Sosial. Kemudian pada tahun 1975 Fakultas ini resmi berdiri sendiri (terpisah dari Universitas Muhammadiyah Jakarta) dengan Surat Keputusan Terdaftar Nomor 022 A/1/1975 tanggal 16 April 1975.

Fakultas yang kemudian ditambahkan adalah Fakultas Teknik , yaitu pada tahun 1977. Pada tahun 1980 dibuka pulaFakultas Petarnian , Fakultas peternakan kemudian menyusul . Antara tahun 1983 sampai dengan 1993, ditambahkan jurusan-jurusan baru dan ditingkatkan status jurusan-jurusan yang suudah ada. Yang terakhir, pada tahun 1993 Universitas Muhammadiyah Malang membuka ProgramPasca sarjana Program Studi Magister Manageemen dan Magister sosiologi pedesaan
. 
Sampai tahun akademik 1994/1995 ini, Universitas Muhammadiyah Malang telah memiliki 9 fakultas dan 25 jurusan/program studi tingkat strata Si, dua program studi strata-S2, dan satu akademi /strata-D3 Keperawatan.
Pada rentang tiga puluh tahun perjalanan UMM ini (1964- 1994), perkembangan yang paling berarti dimulai pada tahun 1983-an. Sejak saat itu dan seterusnya UMM mencatat perkembangan yang sangat mengesankan, balk dalam bidang peningkatan status Jurusan, dalam pembenahan administrasi, penambahan sarana dan fasilitas kampus, maupun penambahan dan peningkatan kualitas tenaga pengelolanya (administrasi dan akademik).  Tahun 2009, UMM menggabungkan Fakultas Pertanian dan Fakultas Peternakan-Perikanan menjadi Fakultas peternakan dan pertanian agar sesuai dengan konsorsium Ilmu-ilmu Pertanian.

Dalam bidang sarana fisik dan fasilitas akademik, kini telah tersedia tiga buah kampus:Kampus 1 di Jalan Bandung No. 1 Kampus II di Jalan Bendungan Sutami No. 188a, da kampus III (Kampus Terpadu) di Jalan Raya Tlogo Mas. Dalam bidang peningkatan kuantitas dan kualitas tenaga akademik, telah dilakukan (1) rekruitmen dosen-dosen muda yang berasal dari berbagai perguruan tinggi terkemuka di pulau Jawa, (2) Peningkatan kualitas para dosen dengan mengirim mereka untuk studi lanjut (S2 dan S3) di dalam maupun di luar negeri.
Berkat perjuangan yang tidak mengenal berhenti ini, maka kini Universitas Muhammadiyah Malang sudah menjelma ke arah perguruan tinggi alternatif. Hal ini sudah diakui pula olehkoordinator kopertis wilayah VII yang pada pidato resminya pada wisuda sarjana Universitas Muhammadiyah Malang tanggal 11 Juli 1992, mengemukakan bahwa UMM tergolong perguruan tinggi yang besar dan berprospek untuk menjadi perguruan tinggi masa depan.

Dengan kondisi yang terus ditingkatkan, kini Universitas Muhammadiyah Malang dengan bangga tetapi rendah hati siap menyongsong masa depan, untuk ikut serta dalam tugas bersama "mencerdaskan kehidupan bangsa" dan "membangun manusia Indonesia seutuhnya" dalam menuju menjadi bangsa Indonesia yang bermartabat dan sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

TEKNIK INFORMATIKA

Sebagai Mahasiswa baru,
MOTIVASI Saya masuk Jurusan Teknik Informatika yaitu ingin
belajar pemrograman , dan teknologi informasi, saya ingin lebih mahir di bidang tersebut.....

KEUNGGULAN MASUK TEKNIK INFORMATIKA

* Kalau sudah sarjana , peluang kerjanya banyak dan sangat di minati perusahaan-perusahaan besar di indonesia maupun luar negri



*Sarjana TI tidak hanya bisa menjadi seorang pekerja
   namunjuga bisa menciptakan pekerjan sendiri

PERKEMBANGANNYA

Seiring kemajuan teknologi di berbagai bidang yang membutuhkan adaptasi
pasaran kerja. Kebutuhan  di bidang  IT industri software baik dalam negeri
 maupun luar negeri juga terus naik tajam dan ini memicu hastra teman-teman
 ataupun saya mengapa memilih berkuliah di bidang IT.



KEMAJUAN TEKNOLOGI

Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia .
Penggunaan teknologi oleh manusia diawali dengan pengubahan sumber daya alam menjadi alat-alat sederhana. Penemuan Prasejarah tentang kemampuan mengendalikan api telah menaikkan ketersediaan sumber-sumber pangan, sedangkan penciptaan roda telah membantu manusia dalam beperjalanan dan mengendalikan lingkungan mereka. Perkembangan teknologi terbaru, termasuk di antaranya mesin cetak telepon, daninternet, telah memperkecil hambatan fisik terhadap komunikasi dan memungkinkan manusia untuk berinteraksi secara bebas dalam skala global. Tetapi, tidak semua teknologi digunakan untuk tujuan damai; pengembangan senjata  penghancur yang semakin hebat telah berlangsung sepanjang sejarah, dari pentungan sampai senjata nuklir
Teknologi telah memengaruhi masyarakat  dan sekelilingnya dalam banyak cara. Di banyak kelompok masyarakat, teknologi telah membantu memperbaiki ekonomi (termasukekonomi globalmasa kini) dan telah memungkinkan bertambahnya kaum senggang. Banyak proses teknologi menghasilkan produk sampingan yang tidak dikehendaki, yang disebut pencemar , dan menguras sumber daya alam, merugikan dan merusak bumi dan lingkungan. Berbagai macam penerapan teknologi telah memengaruhi nilai  suatu masyarakat dan teknologi baru seringkali mencuatkan pertanyaan-pertanyaan etika baru. Sebagai contoh, meluasnya gagasan tentang efisiensi dalam konteks produktivitas manusia, suatu istilah yang pada awalnynya hanya menyangku permesinan, contoh lainnya adalah tantangan norma-norma tradisional.
bahwa keadaan ini membahayakan lingkungan dan mengucilkan manusia; penyokong paham-paham seperti  memandang proses teknologi yang berkelanjutan sebagai hal yang menguntungkan bagi masyarakat dan kondisi manusia. Tentu saja, paling sedikit hingga saat ini, diyakini bahwa pengembangan teknologi hanya terbatas bagi umat manusia, tetapi kajian-kajian ilmiah terbaru mengisyaratkan bahwa primata  lainnya dan komunitaslumba-lumba  tertentu telah mengembangkan alat-alat sederhana dan belajar untuk mewariskan pengetahuan mereka kepada keturunan mereka.

TUTORIAL HOTSPOT DI UNIVERSITAS MUHAMADIYAH MALANG


Hai aku maba universitas muhammadiyah malang,sebagai maba yang baik aku akan memberitahukan tutorial hotpot di kampus UNMU ini
Langkah awal penggunaan hotspot ini adalah ;
1. Mengaktifkan wifi dari laptop ataupun smartphone masing - masing.
2. Selanjutnya akan muncul halaman yang berisi bagian Login Area, isikan NIM (Nomor Induk Mahasiswa) dan PIC masing - masing dan klik menu login.
3.Akan muncul tampilan yang menunjukkan layanan hotspot teman - teman bisa digunakan. 
4. Jika gagal login di UMM hotspot maka akan keluar tampilan yang menunjukkan username dan password salah.